Sejarah Singkat Kegiatan/Perjuangan
Membantu tentara Kerajaan Jepang selama Perang Dunia ke-II, sejak tahun 1942 hingga tahun 1945 di Indonesia
1. Nama: Abdul Hamid Peluw
2. TTL : Hila, 12 September 1924
3. Riwayat Pendidikan:
A. normal school Makassar (1938-1942)
B. Kursus Pertanian Meinseibu Kate-Kate (1943)
C. Tokubetsu Cuugakko Makassar (1954)
A. normal school Makassar (1938-1942)
B. Kursus Pertanian Meinseibu Kate-Kate (1943)
C. Tokubetsu Cuugakko Makassar (1954)
4. Pekerjaan : Pensiunan Pegawai Negeri Sipil
Bulan Februari 1942, ketika tentara Kerajaan Jepang dalam Perang Dunia Ke-II mendarat di Makassar, saya berada di Makassar (bersekolah Guru Normaalschool:1938-1942) karena peperangan sekolah di tutup
Tanggal 6 Mei 1942, dengan perahu Pinisi Buton (Nahkoda: La Ode Sehe) pulang ke Ambon dan tiba di Hila tanggal 19 September 1942.
Bulan Februari 1942, ketika tentara Kerajaan Jepang dalam Perang Dunia Ke-II mendarat di Makassar, saya berada di Makassar (bersekolah Guru Normaalschool:1938-1942) karena peperangan sekolah di tutup
Tanggal 6 Mei 1942, dengan perahu Pinisi Buton (Nahkoda: La Ode Sehe) pulang ke Ambon dan tiba di Hila tanggal 19 September 1942.
Juli 1943, saya ikut kursus Pertanian Minseibu (Pemerintah Militer Jepang) di Kate-Kate Durian Patah, pimpinan Mr. Kosaka Skieikan, selama 3 bulan.
Selesai Kursus Pertanian, ditugaskan oleh Minseibu membuka kebun sayur Minseibu di Kepala Air Wailooi Hila, pimpinan Kanai Sasi, dkk.
Selesai pembukaan kebun sayur di Hila, selanjutnya diperintahkan membuka kebun sayur Minseibu Durian Patah Waiheru, Teluk Ambon, pimpinan Mr. Kosaka Siseikan dan Nakamura Seese, dkk.
Bulan September 1943 - Maret 1944, ditugaskan membuka kebun sayur Minseibu di Lokki (Seram Barat I) pimpinan Otangiri San dan Sanai San, dkk.
Semua hasil produksi perkebunan sayur Minseibu ditujukan untuk kebutuhan perbekalan pangan Pemerintah dan Tentara Jepang dalam PD II.
Bulan Maret 1944, dari Lokki, ditunjuk oleh Minseibu untuk ke Makassar sebagai calon Mahasiswa Azio Timur Raya yang akan dikirim belajar pada Perguruan Tinggi Pertanian Hirosima di Jepang. Dari Maret - Agustus 1944 dididik dan dilatih pada Sekolah Tukubetsu Cuugakko Makassar sebagai persiapan untuk ke Jepang dengan pelajaran Bahasa Jepang dan Latihan Dasar Militan sebagai calon anggota pasukan Bo Ei Tie Sin Tai (Pasukan Berani Mati Jepang)
Keberangkatan ke Jepang yang di rencanakan akhir Agustus 1944 gagal, karena pada bulan tersebut tentara sekutu/Amerika Serikat pimpinan Jenderal Mac Arthur mendarat kembali di Filipina.
Bulan September 1944, karena gagal ke Jepang dan kondisi kota Makassar yang mulai terus dibombardir oleh tentara Sekutu, Sekolah Tukubetsu Cuugakko diungsikan ke Bantimurung selanjutnya ke Simbang dekat Maros, sementara itu latihan militer berlangsung terus.
Akhir September 1944 minggat dari Asrama Seinbang menuju kota Makassar, pada awal Oktober 1944 melamar kerja pada perusahaan Mitsui Bussan Kaisha (MBK) pimpinan Mr. Makino dan Mr. Kobayashi, yang merupakan lembaga perbekalan militer dan sipil Tentara Jepang yang berada di Jalan Klapperlaan (sekarang jalan Wolter Monginsidi) Makassar
.
Diterima dan bekerja sebagai anggota staf pimpinan perusahaan MBK sampai September 1945 hingga tentara Kerajaan Jepang kalah dalam PD II.Akhir September 1945 kantor Perusahan MBK diambil alih oleh Pihak NICA (tentara Belanda) berganti nama RIJSTCENTRAAL dipimpin oleh Nadjamuddin Daeng Malewa. Karena tidak mau bekerja pada pihak NICA, akhirnya memutuskan untuk berhenti bekerja dan seterusnya menggabungkan diri dengan para pejuang kemerdekaan RI untuk mempertahankan kemerdekaan yang telah diproklamirkan 17 Agustus 1945.
Diterima dan bekerja sebagai anggota staf pimpinan perusahaan MBK sampai September 1945 hingga tentara Kerajaan Jepang kalah dalam PD II.Akhir September 1945 kantor Perusahan MBK diambil alih oleh Pihak NICA (tentara Belanda) berganti nama RIJSTCENTRAAL dipimpin oleh Nadjamuddin Daeng Malewa. Karena tidak mau bekerja pada pihak NICA, akhirnya memutuskan untuk berhenti bekerja dan seterusnya menggabungkan diri dengan para pejuang kemerdekaan RI untuk mempertahankan kemerdekaan yang telah diproklamirkan 17 Agustus 1945.
Demikian kisah ini dibuat dengan sebenar-benarnya
Tertanda
Abdul Hamid Peluw
(salinan sesuai asli dengan perubahan beberapa kalimat)